Kamis, 02 Februari 2012

HOME CARE

serial pelayanan kesehatan dasar
Tiga tahun ini kami mengembangkan sebuah sistem jaringan layanan perawatan medis di rumah penderita. Layanan ini kami namakan “home care“.
Sebenarnya bukan hal baru mengingat layanan perawatan di rumah penderita sudah sejak lama dilakukan dan menjadi salah satu program Depkes, yakni “asuhan keperawatan“. Namun Home Care ala kami sedikit berbeda.

Home Care dilatarbelakangi, salah satunya, oleh permintaan keluarga penderita yang diharuskan opname, namun tempat di Rawat Inap (Palaran) penuh, sementara untuk ke RSU merasa keberatan dalam hal biaya.
Adakalanya, kami melakukan home care bagi penderita kasus terminal, yakni kondisi penyakit yang dianggap tidak punya harapan lagi (dari sisi medis) dan tidak diterima di RS manapun, kami siap menerimanya.
:: :: :: Home Care ( ala kami ) :: :: ::
Merupakan layanan medis di rumah penderita oleh paramedis secara berkala berdasarkan skedul perawatan yang ditetapkan dokter penanggung jawab.
Ini berarti, paramedis mengunjungi pasien 2-3 kali sehari, dan semua jenis tindakan, obat-obatan, jenis serta jumlah cairan infus, mengacu kepada skedul perawatan, berdasarkan prosedur tetap yang telah kami susun.
Selain itu, paramedis dapat konsultasi kepada dokter penanggung jawab melalui 3 cara, yakni: melalui handphone (setiap saat), kunjungan oleh dokter ke rumah penderita dan follow up ke praktek dokter penanggung jawab.
:: :: :: Organisasi :: :: ::
Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran) sebagai salah satu bentuk layanan medis. Karenanya, kendati pimpinan berganti, Home care tidak dapat dihentikan, kecuali jika dokter penanggung jawab tidak ada lagi dan tidak ada yang menggantikan. (dah ada kadernya koq, tenang aja)
Penangggung Jawab:
Dokter, bermukim di kecamatan kami (Palaran). Kualifikasi: memiliki minat, sikap ramah, mau belajar dan tidak berorientasi materi semata.
Tim Pelaksana: (paramedis, hingga saat ini 11 orang)
Semua paramedis Rawat Inap (Palaran) yang sudah mendapatkan rekomendasi dokter penanggung jawab berdasarkan syarat minimal, yakni: minat, sikap dan kemauan untuk belajar serta kemampuan entry rekam medik.
Catatan:
Oleh DPRD Komisi IV Kota Samarinda (dah kami beri CD-nya), layanan home care diharapkan tetap eksis. Perhatian dan support yang diberikan pada kami cukup besar. *tapi kritik boleh terus kan Bos… ;)*
Sejauh ini, komisi IV lebih sering berkunjung ke Rawat Inap (Palaran) dibanding DinKes Tk II. Koq ? Ga terbalik tah ?
:: :: :: Alur Pelayanan Home Care :: :: ::
Tahap pertama, penderita mendapatkan perawatan awal di UGD Rawat Inap (Palaran), meliputi:
  • Pemasangan infus, pasang kateter, sonde dan tindakan dasar medis lainnya.
  • Pengobatan awal, seperti: injeksi, nebulizer, dan lain-lain.
  • Follow up jangka pendek sekitar 2-4 jam untuk stabilisasi dan evaluasi awal.
  • Rekam medik.
Semua ini berdasarkan skedul perawatan yang telah dibuat (tertulis) oleh dokter penanggung jawab. Artinya, pasien mendapatkan pemeriksaan di praktek dokter atau dokter penanggung jawab datang ke UGD. *pamit meninggalkan chat, soalnya dapet “berkat“, halah*
Selanjutnya, pasien diantar ke rumahnya (atau keluarganya) menggunakan ambulance.
:: :: :: Sistem Rujukan :: :: ::
Jika penderita Home Care memerlukan rujukan spesialis, maka panderita diantar oleh paramedis menggunakan ambulance ke praktek dokter spesialis sesuai penyakitnya. Rujukan dimaksudkan untuk mendapatkan advis pengobatan, pemeriksaan penunjang, dan tindakan lain. Selanjutnya kembali ke rumah penderita. Pada kondisi tertentu, perawatan lanjutan dilakukan di RS jika diperlukan perawatan lebih lengkap setelah mendapatkan persetujuan penderita dan atau keluarganya.
:: :: :: Biaya :: :: ::
Sistem pembayaran mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Pola Tarip Rawat Inap (Palaran), meliputi: Jasa, harga obat, bahan habis pakai, biaya per jenis pelayanan, konsul dan kunjungan dokter, dll.
Apa tidak akan terjadi pungutan di luar ketentuan (pungli) ?
Tidak !!! Dijamin Tidak !!! Dan selama ini, tidak !!!
Ingat kan ? Ada dokter penanggung jawab dan paramedis pilihan plus rincian kuitansi. Jumlah yang tertera di kuitansi, itulah biayanya. Tak ada lainnya seperti: ucapan terimakasih atau sejenisnya. Tak ada !!!
Contoh tarip:
Kunjungan dan perawatan paramedis:
  • Rp 30.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 4-7 km)
  • Rp 20.000,- Rp25.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (0-3 km)
Konsul dan kunjungan dokter:
  • Kunjungan ke UGD (pemeriksaan awal dan skedul): Rp 10.000,-
  • Kunjungan ke rumah penderita: Rp 10.000,- – Rp 15.000,- per kunjungan sesuai radius di atas. (tidak diukur pakai meteran lah, kami dah punya petanya koq)
  • Konsul via tilpon (hp): Rp5.000,- per hari ( 1 kali atau 3 kali, tetap 5 ribu)
Adapun obat, bahan habis pakai serta tindakan medis lainnya dihitung berdasarkan standarisasi dan Perda yang berlaku.
* karenanya, mohon maaf jika enak-enaknya chat lalu pamit lantaran ada panggilan dapet “berkat” 10 ribu, hehehe, … tosss*
:: :: :: Evaluasi dan Kendala :: :: ::
Layanan Home Care, merupakan salah satu pilihan menjawab harapan sebagian penderita yang karena alasan tertentu minta dirawat di rumahnya.
Dalam kurun waktu tiga tahun ini, home care menunjukkan trend peningkatan. Kami melayani pada kisaran 50-100 penderita home care per tahun.
Sekitar 50% terpaksa tidak dapat kami penuhi karena alasan geografis dan terbatasnya jangkauan petugas.
Peningkatan jumlah home care bukan prestasi, tak ada kaitan dengan target atau program. Jumlah tersebut lebih dipengaruhi oleh pola penyakit dan daya tampung Rawat Inap (Palaran).
Kendala yang kami alami selama layanan home care, diantaranya:
  • Kondisi geografis dan akses transportasi. Sementara ini kami hanya dapat melayani 2 kelurahan penuh dan 2 kelurahan perbatasan dari 5 kelurahan di kecamatan kami (Palaran). Satu kelurahan (Bantuas) sama sekali tidak tersentuh home care lantaran harus melewati perbukitan dan semak belukar nan sepi, sementara 8 dari 11 tim kami adalah wanita.
  • Tenaga. Hingga kini, tenapa paramedis sebagai pilar home care berjumlah 11 orang dan bermukim di 2 kelurahan. 4 orang di antaranya melanjutkan pendidikan, sehingga harus bolak-balik ke kota.
  • Di setiap kelurahan sebenarnya ada tenaga bidan dan perawat, namun tidak dapat kami masukkan tim home care karena tidak memenuhi standar minimal, yakni: minat, sikap dan kemauan untuk belajar (termasuk kemauan belajar entry rekam medik).
  • Dokter ada 5 orang yang bermukim dan praktek di kecamatan kami, ditambah 2 orang sejawat dari kota yang juga praktek di kecamatan kami, totalnya 7 orang. Sayangnya belum ada yang bersedia sebagai tambahan pasukan, kendati sudah ditawarkan. Harap maklum, mungkin sibuk. *atau berkatnya hanya 10 ribu, gosip mode ON* (inipun terpaksa dinilai, tanpa visi, No)
  • Dari sisi penderita, keluhan tentu ada, yakni tidak terpenuhinya semua permintaan home care.
Koq mau repot sih ?
Jawabannya mirip ketika kita ditanya, mengapa nge-Blog.
Senang, itu saja.
Bukan mengharap pahala, pujian, penghargaan, pengabdian, atau kalimat indah lainnya.
Sekali lagi: senang, titik !!!
Akhirnya, sekecil apapun yang kami berikan, kami senang melakukannya.
Tak banyak yang kami harapkan, selain pintu maaf dari para penderita dan maghfiroh-Nya, jika layanan home care ala kami ini banyak kekurangan serta kekhilafan.